Ke-IPNU-An
PC IPNU TRENGGALEK
Oleh: Moh.
Saiful Anam
q Prinsip
Perjuangan IPNU
Manusia
adalah hamba Allah [Abdullah] sekaligus pemimpin [khalifah fil ardh]. Sebagai
hamba, kewajibanya adalah beribadah, mengabdi kepada allah swt…Sebagai
kahalifah tugasnya adalah meneruskan risalah kenabian, yakni mengelola bumi
Allah swt. Kedua terikat, tidak terpisah, dan saling menunjang. Mencapai salah
satunya, dengan mengabdikan yang lain, adalah kemustahilan. Keduanya terikat
oleh konteks kesejarahan yang senantiasa bergeser. Inilah amanah suci setiap
insane.
Dalam
kitab suci alquran, ditegaskan makna manusia sebagai khalifah memiliki dimensi
social (horizontal), yakni mengenal alam, memikirkanya memanfaatkan alam dan
isinya demi kebaikan dan dan ketingian derajat manusia sendiri. Sedangkan
fungsi manusia sebagai Abdullah memiliki dimensi illahiyah (vertikal) yaitu
mempertangung jawabkan segala perbuatan dan ucapan di hadapan allah.
Risalah
ini sudah dimulai sejak nabi Muhammad saw memperkenalkan perjuangan suci yang
mengubah peradaban gelap menuju peradaban yang tercerahkan. Tugas suci yang
mulia ini telah dilaksanakan para pejuang, para leluhur kita, yang menjawab
tantangan zamanya. Sekarang, setelah sekian lama abad risalah tersebut telah
berjalan, manusia dihadapkan oleh tantangan zaman telah bergeser seiring dengan
itu juga telah terjadi pergeseran tantangan zaman. Untuk menjawab tantangan
zaman ini jelah bukan tangungjawab generasi terdahulu melainkan tangungjawab generasi
sekarang.
Tatangan
tersebut berada dalam tingkatan internasional, nasional, local. Tantangan
tersebut mencakup dataran keagamaan, politik, ekonomi, social, budaya, hingga
pendidikan. Perkembangan social yang pesat dalam berbagai dataran tersebut tidak
identik dengan naiknya derajat peradaban manusia, sebaliknya berbagai
ketidakadilan sosial yang begitu besar dan kasat mata kita temukan dalam
dataran. Karenanya, perjuangan keislaman dalam konteks kebangsaan Indonesia
senantiasa bergulir setiap waktu, tidak pernah usai. Sebagai generasi pelajar
dan santri yang mewarisi ruh perjuangan panjang dinegeri ini, IPNU terpanggil
untuk memberikan yang terbaik bagi tanah air yang tercinta. Bagi IPNU, hal ini
tugas suci dan kehormatan yang diamanahkan oleh Allah swt.
Menghidupi
cita-cita perjuangan dan tantangan social tersebut mendorong IPNU untuk
merumuskan konsepsi idiologis [pandangan hidup yang diyakininya] berupa prinsip
perjuangan IPNU sebagai landasan berfikir, analisis, bertindak, berprilaku, dan
berorganisasi. Prinsip perjuangan IPNU adalah perwujudan dari tugas pesan
kenabian dalam konteks IPNU.
Visi dan misi IPNU
Terwujudnya
masyarakat pembelajar berdasarkan nilai-nilai ahlussunah wal jama’ah yang mampu
mengangkat harkat dan martabat bangsa di pentas global.
Untuk
mewujudkan visi tersebut, IPNU mengemban misi :
Pertama,
menjadikan IPNU sebagai pusat pembelajaran bagi generasi muda Indonesia,
Kedua: mengupayakan
system pendidikan yang kondusif bagi optimalisasi pengembangan potensi peserta
didik.
q
Landasan
histories
Ø Kondisi IPNU Fase pendirian dan
dinamika perubahan
IPNU lahir
pada tanggal 24 februari 1954 M, bertepatan pada tanggal 20 jumadil akhir 1373
H. Kongres XI tahun 1988 mempunyai kepanjangan “Ikatan pelajar nahdlatul ulama”
melihat perkembangan ipnu yang berkembang secara pesat yang berorientasi
pengembangan pelajar yang berada disekolah milik NU, namun berbagai
perkembangan zaman, situasi dan kondisi yang bersifat dari dalam dan luar turut
mempengaruhi perkembangan organisasi. Kongres X IPNU berubah menjadi “ikatan
putra nahdlatul ulama” pada deklarasi jombang.
Ø Kondisi IPNU sebelum dan setelah
khittah
Sebelum
khittah ipnu adalah suatu organisasi kemasyarakatan [Ormas] dan sanggat
diharapkan oleh NU, sebagai organisasi induknya, yang telah melangkah menuju
kemajuan bahkan pernah mencapai keemasan yang diakui masyarakat [pada masa
keemasan NU], kemudian arus politik yang begitu besar menyebabkan perhatian dan
penguatan terhadap umat menjadi melemah dan terbengkelai. Inilah yang
menciptakan iklim tidak sehat bagi organisasi, sehingga banyak yang jera
terhadapnya. Pada sisi lain, tekanan politik terhadap NU memaksa kader IPNU
harus memakai baju dan symbol lain dalam pergaulanya dimasyarakat.
Perkembangan
IPNU pasca khittah NU dan kongres jombang sangat mengembirakan. Khittah NU
telah menciptakan iklim yang mendukung bagi perkembangan organisasi dan
perkembangan masyarakat. IPNU aktif kembali melakukan kegiatan-kegiatan.
Ø Kondisi IPNU era reformasi
Pada
era ini muncul kesadaran bersama untuk mengembalikan IPNU pada garis
kelahiranya, yaitu kembali kebasis pelajar dan santri yang telah
ditinggalkanya, kesadaran ini diperkuat dengan munculnya Deklarasi Makasar pada
kongres XIII di makasar. Disadari pula bahwa pelajar dan santri, sebagai kader
yang memiliki kekuatan untuk melakukan perubahan, masih membutuhkan pembinaan
dan pengarahan yang tepat. Sehingga dirasa mendesak adanya suatu rumusan
pandangan hidup organisasi berupa prinsip perjuangan untuk meningkatkan peran
serta dalam pembangunan bangsa.
q Landasan berfikir
Sebagaimana
ditetapkan dalam khittah 1926, aswaja adalah sebagai landasan untuk;
§
Cara
berfikir
§
Cara
bersikap
§
Cara
bertindak
q Landasan bersikap
Sebagai
seorang kader IPNUdalam menjalankan kegiatan pribadi dan berorganisasi harus
tetap memegang teguh nilai-nilai yang diusung dari norma dasar islam
ahlussunnah waljama’ah dan norma yang bersumber dari sikap masyarakat,
nilai-nilai tersebut yaitu;
§
Diniyah/agama
§
Keilmuan,
prestasi dan kepeloporan
§
Social
kemasyarakatan
§
Keikhlasan
dan loyalitas
q Landasan berorganisasi
Sebuah
gerakan mengandaikan sebuah kebersamaan, karena itu perlu diikat dengan
ukhuwwah (persaudaraan) atau solidaritas [persamaan setia kawan] yang kuat [al
urwatul wutsqo] sebagai perekat gerakan tersebut. Adapun gerakan ukhuwwah IPNU
meliputi;
§
Ukhuwwah
Nahdliyah
§
Ukhuwwah
Islamiyah
§
Ukhuwwah
wathaniyah
§
Ukhuwwah
basyariyah
q Jati diri IPNU
Hakikat ipnu
adalah wadah perjuangan NU untuk mensosialisasikan komitmen nilai-nilai
keislaman, kebangsaan, keilmuan, kekaderan dan keterpelajaran dalam upaya
pengalian dan pembinaan kemampuan yang dimiliki sumberdaya anggota, yang
senantiasa mengamalkan kerja nyata demi tegaknya ajaran islam ahlussunah wal
jama’ah dalam kehidupan bermasyarakat Indonesia yang berdasarkan pancaasila dan
UUD 1945.
Fungsi ipnu
adalah sebagai wadah berhimpun pelajar NU untuk mencetak kader yang memiliki
akidah, ilmu, organisasi
Posisi IPNU interen (dalam
lingkungan NU) ipnu sudah jelas termasuk badan otonom NU secara kelembagaan
memiliki kedudukan yang sama dengan badan otonom lainya. dan ekstern NU adalah
bagian dari muda Indonesia yang memiliki tangung bjawab kelangsungan hidup
bangsa dan negara dan merupakan bagian tak terpisahkan dari mupaya dan
cita-cita perjuangan NU.
Orienrasi
ipnu Berpijak pada kesemestaan organisasi dan anggotanya untuk senantiasa
menempatkan pergerakan pada ranah keterpelajaran dengan kaidah “belajar,
berjuang dan bertaqwa”, yang bercorak dasar wawasan kebangsaan, keislaman,
keilmuan, kekaderan dan keterpeklajaran
Wawasan
kebangsaan,wawasan dijiwai oleh asas kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan…., yang mengakui keberagaman masyarakat, budaya yang bmenjunjung
tinggi persatuan dan kesatuan, halekat dan martabat manusia, yang memiliki
tekad dan kepedulian terhadap nasib bangsa dan negara berlandaskan prinsip
keadilan, persamaan, dan demokrasi.
Wawasan
keislaman, wawasan yang menempatkan ajaran islam sebagai sumber dorongan ilham
dalam arah pembangunan manusia. IPNU dalam abermasyarakat bersikap tawashut dan
I’tidal, menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kejujuran ditengah-tengah
kehidupan masyarakat, bersikap membangun dan menghindari tatharuf (ekstrem,
melakukan kehendak dengan mengunakan kekuasaan dan kedaliman); tasamuh, toleran
terhadap perbedaan pendapat, baik dalam masalah keagamaan maupun
kemasyarakatan. Tawazun, seimbang dan menjalin hubungan manusia dengan tuhanya,
serta manusia dengan lingkunganya.
Wawasan
keilmuan, wawasan yang menempatkanilmu pengetahuanj sebagai alat untuk
mengembangkan kecerdasan anggota dan kader. Sehingga ilmu pengetahuan
memungkinkananggota untuk mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya dan
tidak menjadi beban social lingkungan.
Wawasan
kekaderan, wawasan yang menempatkan organbisasi sebagai wadah untuk membina
anggota, agar menjadi anggota yang bamemiliki komitmen pandangan hidup dan
perjuangan organisasi. Bertangung jawab dalam mengembangkan wawasan di atas.
Wawasan
keterpelajaran, wawasan yang menempatkan organisasi dan anggota pada penempatan
diri sebagai center of ekxcellence [pusat keutamaan] pemberdayan
sumberdaya manusia terdidik dan berilmu, berkeahlian, dan mempunyai pandangan
kedepan. Wawasan ini mensyaratkan senantiasa memiliki hasrat ingin tahu,
belajar terus menerus, dan mencintai masyarakat belajar.
Nilai – Nilai
Dalam melakukan aktivitas-aktvitas
perjuangan dan pengembangan IPNU di tengah-tengah masyarakat. Kader-kader IPNU
senantiasa harus berpedoman pada 5 prinsip dasar tersebut (Al mabadi’ al
khomsah) adalah :
1. As Shidqu
Butir ini mengandung arti kejujuran /
kebenaran, kesungguhan dan keterbukaan. Jujur dalam hal ini berarti tidak
plin-plan dan tidak dengan sengaja memutarbalikan fakta atau memberikan
informasi yang menyesatkan.
2. Al Amanah
Wal Wafa bil ‘Ahdi
Butir ini memuat dua istilah yang
saling berkait yaitu ; dapat di percaya, setia dan tepat janji
3. Al
‘Adalah
Bersikap adil , mengandung pengertian
obyektif,proporsional dan taat asas, butir ini mengharuskan orang berpegang
kepada kebenaran obyektif dan menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.
4. At
ta’awun
At taawun merupakan sendi utama dalam
tata kehidupan masyarakat, manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan
pihak lain, pengertian at taawun meliputi ; tolong menolong, setia kawan, dan
gotong royong dalam kebaikan dan taqwa.
5. Istiqomah
Mengandung pengertian berkesinambungan
dan keberlanjutan, dengan artian tetap dan tidak bergeser dari jalur (thoriqoh)
sesuai dengan ketentuan Allah SWT dan rosulnya.
q
Azas-azas
Dalam
melakukan aktivitas-aktivitas perjuangan dan pengembangan IPNU, azas-azas yang
di gunakan adalh :
a.
Azas
keterpaduan
Pelaksanaan
program tidak di lakukan secara terpisah (partial) tetapi pelaksanaan antar
program memiliki makna teradu (integral) begitu pula anatara pusat dan daerah.
b.
Azas
kebersamaan
Pelaksanaan
program di lakukan dengan semangat kebersamaan dan saling menunjang sehingga
keberhasilan program merupakan keberhasilan kolektif, bukan
keberhasilanindividual.
c.
Azas
manfaat
Pelaksanaan
mprogram dan hasilnya di upayakan secara maksimal untuk memberikan manfaat bagi
anggota, organisasi dan masyarakat.
d.
Azas
kepeloporan
Gagasan
dan pelaksanaan program di lakukan melalui kreatifitas, serta sarat dengan etos
dan semangat kepeloporan.
e.
Azas
keseimbangan
Gagasan
dan program yang di lakukan senantiasa menjaga prinsip keseimbangan,
kesaimbangan material-spiritual, keseimbangan jasmani dan rohani.
Tetap Semangat dan teguhkan hati……
Tetap melangkah dan yakinkan hati……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar